Mahasiswa KPI STAIN Majene Gelar Nobar Film Perdana, Angkat Isu Toleransi, dan Dakwah Milenial


Infobalanipa. Com, Majene‎ — Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) angkatan 2022 STAIN Majene sukses menggelar pemutaran perdana dua film pendek bertajuk “Celah” dan “Sekat” sebagai bagian dari tugas akhir Mata Kuliah Dakwah Multimedia yang diampu oleh Muh. Aswad, S.Kom.I., M.Sos. Kegiatan ini digelar di Warkop Neo Alternatif Majene, Sabtu (5/7/2025), dan mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan.

‎Yang menarik, pemutaran film ini tidak hanya dihadiri mahasiswa KPI, tapi juga mahasiswa dari luar kampus seperti Unsulbar, serta tokoh lintas agama yang ikut mendukung semangat dakwah dan toleransi dalam karya sinema mahasiswa.

‎Film “Celah” membahas isu poligami dalam perspektif Islam dan realitas sosialnya, sementara “Sekat” menyoroti relasi cinta beda agama yang kerap jadi polemik di tengah masyarakat.

‎Dosen KPI STAIN Majene, Dr. Muliadi, S.Ag., M.Sos.I., dalam diskusi usai pemutaran film menyebut bahwa poligami dalam Islam bukan hal baru, namun dalam praktiknya memiliki tantangan besar.

‎Ia menyampaikan dalam ayat Al-Quran yang menjadi dasar poligami adalah Surah An-Nisa (4:3).

‎Menurutnya ayat ini memperbolehkan laki-laki menikahi hingga empat wanita, tetapi dengan syarat mampu berlaku adil di antara mereka. Jika tidak mampu berlaku adil, maka dianjurkan untuk menikahi satu orang saja

‎”Secara hukum Islam, poligami dibolehkan, tapi syaratnya adalah keadilan. Dalam hukum positif Indonesia, juga diperketat lewat Undang-Undang. Kalau tidak bisa adil, maka cukup satu,” jelasnya.

‎Film “Sekat” yang mengangkat isu cinta beda agama, menghadirkan Pendeta Satia Lan Samsudin, S.Si., Teol dari GPIB Immanuel Majene sebagai salah satu pemeran. Ia menyampaikan bahwa cinta dalam Kristen merupakan bentuk kasih yang tulus, namun hidup bersama lintas iman bukan hanya soal cinta, tapi juga soal tanggung jawab terhadap iman dan kehidupan spiritual masing-masing.

‎“Cinta kepada sesama itu wajar dan manusiawi. Tapi jika ingin hidup bersama, ada banyak hal yang harus dipertanggungjawabkan, bukan hanya perasaan. Termasuk bagaimana membangun rumah tangga yang sejalan dengan ajaran iman masing-masing,” tegasnya.

‎Ia menyampaikan, di Kristen cinta itu punya empat bentuk: storge (kasih keluarga), philia (persahabatan), eros (romantis), dan agape (kasih tanpa syarat). Cinta terhadap lawan jenis itu hal yang alami, tapi harus dijalani dalam kerangka tanggung jawab dan iman,” ucapnya

‎Sementara itu, Ketua Prodi KPI, Dr. Nirwan Wahyudi AR, M.Sos., menegaskan bahwa dakwah di era digital bisa dilakukan melalui berbagai media, termasuk film.

‎“Kita tidak boleh terpaku bahwa dakwah hanya di mimbar. Lewat film, pesan moral dan agama bisa lebih mudah diterima generasi muda. Ini bentuk dakwah kreatif yang relevan dengan zaman,” ujarnya.

‎Ahli film lokal, Heril Umam, turut memberikan apresiasi dan harapan agar Prodi KPI ke depan bisa mengembangkan program perfilman secara berkelanjutan.

‎“Dua film ini jadi bukti bahwa mahasiswa KPI punya potensi besar dalam seni visual. Saya harap ada kelanjutan ke industri film kampus, agar karya-karya seperti ini bisa terus berkembang,” ujarnya.

‎Pemutaran dua film ini menjadi bukti bahwa mahasiswa tidak hanya mampu menyampaikan pesan dakwah, tetapi juga mampu menyentuh isu sosial dan keberagaman melalui bahasa sinema yang inklusif dan reflektif.

BACA JUGA:  Suami Istri Penjual Obat-obatan Terlarang (Bojek) Berhasil Diamankan Oleh Polres Majene

Komentar